"Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat."

Selasa, 25 Februari 2020

Sunnatullah Yang Dilanggar

Sedari dulu Allah Swt sudah menetapkan sunatullah terhadap semua makhluknya. Langit sedari dulu selalu begitu. Bumi sedari dulu selalu begitu. Gunung sedari dulu juga selalu begitu, semua yang diciptakan oleh Allah sedari dulu selalu begitu. Allah sudah memerintahkan kepadanya sejak hari awal mereka tercipta sampai hari yang terakhir pun tidak berubah, yang berubah adalah kita, manusia. Tidak hanya berubah, kita juga mengubah. Allah sudah mengatur semuanya dengan cara Allah. Mereka tidak pernah egois untuk berubah, sebab mereka hanya menjalani sunnatullah sesuai dengan takaran atau hukum yang sudah ditetapkan. 

Allah Swt memberikan ketetapan kepada Bumi untuk berputar, Allah memberikan ketetapan terhadap air untuk mengalir ke tempat yang lebih rendah, Allah memberikan tugas kepada gunung untuk menahan guncangan, Allah memberikan tugas terhadap matahari untuk menyinari, Allah memberikan tugas terhadap awan untuk menurunkan hujan. Begitulah cara mereka bertasbih kepada penciptanya, yang dimaknai sebagai kepatuhan kepada sunnatullah.

Bayangkan apabila makhluk - makhluk Allah tidak patuh kepada sunnatullah. Bumi yang diberi tugas oleh Allah untuk berputar tidak mau mengikuti sunnatullah lagi, yaitu bumi berhenti berputar, maka bulan akan menghantam bumi, gelombang laut dahsyat akan menghantam manusia, dan terjadi kiamat. Gunung yang diberi tugas oleh Allah untuk menahan guncangan akibat gempa tidak mau menjalankan tugasnya lagi, maka akan terjadi banyak sekali gempa bumi dimana-mana, dan gunung akan mengeluarkan semburan magma yang dahsyat. Matahari yang diberi tugas oleh Allah untuk menerangi bumi tidak mau menerangi bumi lagi, maka bumi akan menjadi gelap gulita, suhu di bumi akan menurun drastis, manusia tidak akan bisa bertahan hidup. Ikan saja yang oleh Allah Swt ditugaskan untuk hidup di air akan mati apabila tidak mau menjalankan tugas sunnatullahnya untuk hidup di air. Sangat banyak sekali sunnatullah yang apabila dilanggar maka akan terjadi kerusakan, kekacauan, ketidakaturan, kehancuran, bahkan kematian.

Salah satu sunnatullah yang sering kita langgar adalah merusak alam. Padahal Allah Swt memberikan tugas kepada kita untuk memakmurkan bumi dan menjaga alam. Akibatnya kita mengalami berbagai bencana alam, seperti banjir. Tangan-tangan kita, lepas dari agama dan keimanan, akibatnya kita tertimpa bencana dari apa yang kita perbuat sendiri. Kita bukan melanggar hukum syariat Allah, tetapi melanggar sunnatullah.

Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum: 41).

Secara sunnatullah air itu selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah, sedangkan banyak manusia yang melanggar sunnatullah dengan cara menyulap tempat-tempat yang rendah seperti rawa, sungai, danau, serta bantaran menjadi rumah hunian. Seharusnya rawa, sawah, sungai, danau, dan tempat-tempat penampungan air dan resapan air tidak dihilangkan, apalagi dijadikan perumahan. Kalau air datang di musim penghujan, tentu akan mencari tempat yang lebih rendah, dan terjadilah banjir. Tidak hanya membuat rumah di tempat-tempat yang rendah, tetapi kita pun sering membuang sampah sembarangan bahkan membuang sampah di sungai, sampah tersebut akan menyumbat aliran sungai, dan membuat resapan air terganggu, sehingga sungai akan meluap. Sederhananya, ada sunnatullah yang dilanggar oleh manusia. 

Banyak sunnatullah yang terlanjur dilanggar dan dianggap sudah wajar pula. Selama pelanggaran sunnatullah itu terjadi, bencana banjir tentu saja masih tetap akan setia mendatangi pada setiap musim hujan. Bahkan bukan saja banjir yang hanya akan datang, melainkan bencana lainnya yang merusak, menghancurkan, bahkan sampai kematian.

Kesombongan manusialah yang membuat buta akan aturan-aturan sunnatullah yang pasti itu, lalu mencoba menutup mata dari kepastian yang sesungguhnya.

Lalu adakah yang lebih layak untuk mengatur manusia selain Allah Sang Maha Pemiliknya?